Menaggulangi
Masalah Remaja
(kebebasan
seks)
Di dalam masyarakat modren sekalipun
selalu dijumpai pertentangan antara pemuda dan orang tua. Pemuda umumnya merasa
telah dewasa secara fisik (biologis), akan tetapi para orang tua selalu
menganggap mereka belum dewasa sehingga tidak boleh memikul peran-peran orang
dewasa.
Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa
yang berbahaya, karena pada periode itu seseorang meniggalkan tahap kehidupan
anak-anak menuju tahap kedewasaan. Dirasakan sebagai krisis sebab belum adanya
pegangan , tetapi
kpribadiannya sedang mengalami pembentukan. Pada saat itu memerlukan bimbingan,
terutama dari orang tuanya.
Salah satu sifat utama anak umur 13-21
tahun ini ialah anak meninggalkan hubungan kehidupan keluarga dan aktif mencari
hubungan dalam kehidupan masyarakat. Maka periode ini juga disebut masa sosial.
Pada waktu ini lahirlah “ akunya yang tinggi”.
Dalam
ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu yang terkait ( seperti Biologi dan faal) remaja
dikenal sebagai tahap perkembangan fisik, yaitu masa alat-alat kelamin manusia
mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan
keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna dan secara
faali alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula.
Saya disini akan membahas salah satu
masalah remaja yaitu” kebebasan seks”,
mungkin kata-kata ini tidak asing lagi ditelinga kita, apalagi untuk
remaja-remaja zaman sekarang. Mari kita ulas bersama tentang pengertian
kebebasan seks atau sering disebut dengan free seks. Apakah kalian tahu free
seks atau kebebasan seks itu apa?
Free seks adalah pergaulan bebas yang
dilakukan oleh suatu pasangan yang tanpa dilandasi ikatan pernikahan yang sah
baik secara agama maupun hukum yang berlaku diindonesia atau seks bebas yang
dilakukan oleh seorang dengan bergonta ganti pasangan.
Adapun
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya atau timbulnya kebebasan seks,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menurut
C.T morgan, adanya dorongan nafsiah yaitu emosi
Emosi adalah dorongan impulsif
(tersentuh) yang membentuk motif untuk berbuat sesuatu karena senang, atau
mencegah sesuatu karena tidak senang.
2. Menurut
sebagian remaja kebebasan seks adalah hal yang biasa bahkan untuk mengukur “
kecintaan terhadap pasangannya “.
3. Manajemen
keluaraga yang kurang baik, artinya
orang tua disini sangat berpengaruh pada perkembangan anak , karena dalam masa
remaja seorang individu mengalami peralihan dari suatu tahap ke tahap
berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan
juga penuh dengan masalah-masalah.
4. Adanya
rasa ingin tahu yang berlebihan.
5. Frustasi.
6. Terpengaruh
oleh ajakan teman.
7. Kurangnya
didikan agama sejak kecil.
8. Mudahnya
mengakses video-video porno.
9. Maraknya
majalah pornografi.
10. Kurangnya
pengetahuan akan akibat dari kebebasan seks (free sexs).
Beberapa dampak dari kebebasan seks adalah :
@ Putus
sekolah.
@ Dikucilkan
teman.
@ Dan
pertanggung jawaban di akhirat.
Adapun
solusi yang harus diambil agar dapat mengurangi masalah remaja, dalam hal ini
kebebasan seks, diantaranya adalah:
1. Harus
ada asupan agama sejak dini misalnya, dengan menyekolahkannya ke pesantren
kerena pesantren adalah lembaga pendidikan yang bersifat humanistik yang
memberikan peran yang signifikan dalam pembentukan moral dan akhlaq para santri
dalam menjani pergaulan mereka.
2. Harus
adanya komunikasi yang terjalin baik antara orang tua dan anak, kerena anak
pada umumnya memerlukan perhatian dan bimbingan.
3. Harus
adayan bimbingan dari pendidik, karena pendidik merupakan orang tua kedua
setelah orang tua kandung dan juga sebagai pamong yang tidak menginginkan anak
didiknya terjerumus dalam suatu lembah bahaya, harus tetap siap dimana ada
bahaya bagi anak didiknya serta harus berani dan berkewajiban mengambil
tindakan yang tegas.
4. Harus
diadakannya program seminar kesekolah-sekolah akan dampak dari pergaulan bebas
dan bukan hanya di sekolah-sekolah yang berada di kota melainkan ke
sekolah-sekolah yang berada di desa-desa bahkan ke plosok-plosok.
5. Harus
adanya tindakan tegas dari pemerintah mengenai larangan menerbitkan majalah yang berbau porno atau
seks serta yang tidak mendidik.
6. Harus
pintar dalam memilah-milah teman dan
tidak gampang ikut ajakan teman yang dapat menjerumuskan.
7. Harus
adanya peraturan pemerintah mengenai akses video porno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar