Total Tayangan Halaman

Rabu, 05 November 2014

Menanggulangi masalah remaja



Menaggulangi Masalah Remaja
(kebebasan seks)
Di dalam masyarakat modren sekalipun selalu dijumpai pertentangan antara pemuda dan orang tua. Pemuda umumnya merasa telah dewasa secara fisik (biologis), akan tetapi para orang tua selalu menganggap mereka belum dewasa sehingga tidak boleh memikul peran-peran orang dewasa.
Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya, karena pada periode itu seseorang meniggalkan tahap kehidupan anak-anak menuju tahap kedewasaan. Dirasakan sebagai krisis sebab belum adanya pegangan , tetapi kpribadiannya sedang mengalami pembentukan. Pada saat itu memerlukan bimbingan, terutama dari orang tuanya.
Salah satu sifat utama anak umur 13-21 tahun ini ialah anak meninggalkan hubungan kehidupan keluarga dan aktif mencari hubungan dalam kehidupan masyarakat. Maka periode ini juga disebut masa sosial. Pada waktu ini lahirlah “ akunya yang tinggi”.
Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu yang terkait ( seperti Biologi dan faal) remaja dikenal sebagai tahap perkembangan fisik, yaitu masa alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna dan secara faali alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula.
Saya disini akan membahas salah satu masalah remaja yaitu” kebebasan seks”, mungkin kata-kata ini tidak asing lagi ditelinga kita, apalagi untuk remaja-remaja zaman sekarang. Mari kita ulas bersama tentang pengertian kebebasan seks atau sering disebut dengan free seks. Apakah kalian tahu free seks atau kebebasan seks itu apa?
Free seks adalah pergaulan bebas yang dilakukan oleh suatu pasangan yang tanpa dilandasi ikatan pernikahan yang sah baik secara agama maupun hukum yang berlaku diindonesia atau seks bebas yang dilakukan oleh seorang dengan bergonta ganti pasangan.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya atau timbulnya kebebasan seks, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Menurut C.T morgan, adanya dorongan nafsiah yaitu emosi
Emosi adalah dorongan impulsif (tersentuh) yang membentuk motif untuk berbuat sesuatu karena senang, atau mencegah sesuatu karena tidak senang.
2.      Menurut sebagian remaja kebebasan seks adalah hal yang biasa bahkan untuk mengukur “ kecintaan terhadap pasangannya “.
3.      Manajemen  keluaraga yang kurang baik, artinya orang tua disini sangat berpengaruh pada perkembangan anak , karena dalam masa remaja seorang individu mengalami peralihan dari suatu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah.
4.      Adanya rasa ingin tahu yang berlebihan.
5.      Frustasi.
6.      Terpengaruh oleh ajakan teman.
7.      Kurangnya didikan agama sejak kecil.
8.      Mudahnya mengakses video-video porno.
9.      Maraknya majalah pornografi.
10.  Kurangnya pengetahuan akan akibat dari kebebasan seks (free sexs).
Beberapa  dampak dari kebebasan seks adalah :
@ Putus sekolah.
@ Dikucilkan teman.
@ Dan pertanggung jawaban di akhirat.
Adapun solusi yang harus diambil agar dapat mengurangi masalah remaja, dalam hal ini kebebasan seks, diantaranya adalah:
1.      Harus ada asupan agama sejak dini misalnya, dengan menyekolahkannya ke pesantren kerena pesantren adalah lembaga pendidikan yang bersifat humanistik yang memberikan peran yang signifikan dalam pembentukan moral dan akhlaq para santri dalam menjani pergaulan mereka.
2.      Harus adanya komunikasi yang terjalin baik antara orang tua dan anak, kerena anak pada umumnya memerlukan perhatian dan bimbingan.
3.      Harus adayan bimbingan dari pendidik, karena pendidik merupakan orang tua kedua setelah orang tua kandung dan juga sebagai pamong yang tidak menginginkan anak didiknya terjerumus dalam suatu lembah bahaya, harus tetap siap dimana ada bahaya bagi anak didiknya serta harus berani dan berkewajiban mengambil tindakan yang tegas.
4.      Harus diadakannya program seminar kesekolah-sekolah akan dampak dari pergaulan bebas dan bukan hanya di sekolah-sekolah yang berada di kota melainkan ke sekolah-sekolah yang berada di desa-desa bahkan ke plosok-plosok.
5.      Harus adanya tindakan tegas dari pemerintah mengenai larangan  menerbitkan majalah yang berbau porno atau seks serta yang tidak mendidik.
6.      Harus pintar dalam  memilah-milah teman dan tidak gampang ikut ajakan teman yang dapat menjerumuskan.
7.      Harus adanya peraturan pemerintah mengenai akses video porno.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar